Senin, 13 Agustus 2012

Manusia, Keragaman, Kesetaraan


Manusia, Keragaman, Kesetaraan

Manusia pada dasarnya adalah berbeda dengan manusia yang lainnya dalam berbagai hal, misalnya: ras, suku, agama, jenis kelamin, ideologi, ataupun kepribadian yang dimiliki. Manusia adalah individu atau makhluk yang berakal budi, sehingga manusia jelas berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya. Manusia dengan akal budi mampu melakukan segala sesuatu untuk menjalani kehidupannya dalam masyarakat. Di dalam masyarakat, manusia menjadi tokoh utama, karena manusia yang membentuk masyarakat. Ketika manusia berada dalam kelompok sosial atau masyarakat, ada dua yang melekat pada diri manusia yaitu: responsivity dan responsibility. Responsivity adalah suatu tindakan berdasarkan pemikiran dan kebudayaan. Sedangkan, responsibility adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan dari responsivity.

Pada hakekatnya, manusia adalah setara atau sederajat, sekalipun satu manusia dengan manusia adalah berbeda. Dalam hal keyakinan bahwa manusia adala sama di mata Tuhan. Tuhan tidak memandang, manusia yang kaya sebagai manusia yang lebih baik daripada manusia yang miskin. Dalam konsep HAM pun telah jelas, bahwa manusia memiliki hak yang sama untuk menjalani dan berkarya di dunia ini. Keragamaan hanya sebagai tanda untuk saling melengkapi antar manusia.

Ada dua macam kemajemukan dalam masyarakat dan kemajemukan ini selalu membawa perubahan dan perkembangan, yaitu : 1.) kemajemukan sosial adalah keragaman dan perbedaan yang terjadi karena faktor relasi antar manusia dan atau antar kelompok orang, misalnya: perbedaan gender, perbedaan seksualitas, dan perbedaan karena kepemilikan barang-barang dan pendapatan. 2.) kemajemukan budaya, yang berarti kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani hidup, misalnya: cara memandang dan menyelesaikan masalah, cara ibadah, dan sebagainya.

Ketika adanya stereotipe dalam perbedaan budaya akan menimbulkan banyak konflik. Stereotipe adalah gejala pembubuhan sejumlah ciri subyektif yang diberikan oleh waerga satu sukubangsa kepada warga sukubangsa yang lain. Anggapan ini semacam “label” yang bersifat negatif. stereotipe ini juga yang memandang budaya yang lain lebih baik daripada budaya yang lain. Misalnya: anggapan bahwa pemakaman orang meninggal di toraja yang menghabiskan puluhan juta rupiah hanya untuk merayakan kematian salah satu keluarga. Bagi orang-yang di luar kebudayaan ini pasti menganggap bahwa kebiasaan ini hanyalah membuang-buang uang dan waktu, lebih baik uang tersebut dipakai untuk biaya lain (pendidikan, kehidupan sehari-hari, dan sebagainya). Keragaman dan kesetaraan baik sosial maupun budaya merupakan kekayaan bangsa yang perlu dilestarikan, karena keragaman inilah yang akan menjadi ciri khas suatu bangsa.

Minggu, 12 Agustus 2012

Kisah Tragis Junko Furuta


Kisah Tragis Junko Furuta (Gadis Yang Disiksa Selama 44 Hari)

Pada bulan November 1988, Cowok A (18 tahun), Cowok B (jo kamisaku umur 17, kamisaku adalah nama keluarga yang dia ambil setelah keluar dari penjara), Cowok C (umur 16), dan Cowok D (umur 17) dari Tokyo menculik dan menyekap Furuta, siswi kelas 2 SMU dari Saitama selama 44 hari. Mereka menjadikan dia tahanan dirumah yang dimiliki orang tua Cowok C.

Untuk menghindari pengejaran polisi, Cowok A memaksa Furuta untuk menelepon orangtuanya dan menyuruhnya mengatakan kalau dia kabur dari rumah dengan teman-temannya, dan tidak berada dalam bahaya. Bahkan cowok A membuat Furuta berpose sebagai pacar dari salah satu cowok–cowok itu ketika orangtua C, pemilik rumah sedang ada dirumah tersebut. Kalau mereka sudah yakin orang tua C tidak akan telepon polisi, mereka pun menyudahi sandiwara tersebut. Furuta mencoba kabur berkali–kali, memohon pada orang tua C untuk menyelamatkan dia, tapi mereka tidak melakukan apa-apa meskipun mereka tau kalau selama ini Furuta disiksa, karena mereka takut kalau Cowok A akan menyiksa mereka. Cowok A saat itu adalah pemimpin Yakuza kelas rendah dan telah mengencam siapapun yang ikut campur akan dibunuh.

Kronologis
Hari 1 (22 November 1988)
  • Penculikan
  • Dikurung sebagai tahanan rumah, dan dipaksa berpose sebagai pacar salah satu cowok.
  • Diperkosa (lebih dari 400 kali totalnya)
  • Dipaksa menelepon orangtuanya dan mengatakan kalau dia kabur dan situasi aman
  • Kelaparan dan kekurangan gizi
  • Diberi makan kecoak dan minum kencing
  • Dipaksa masturbasi
  • Dipaksa striptease didepan banyak orang
  • Dibakar dengan korek api
  • Memasukan macam-macam *dari yang kecil sampe yang besar yang tidak bisa dibayangkan* ke vagina dan anusnya
Hari 11 (1 Desember 1988)
  • Menderita luka pukulan keras yang tak terhitung berapa kali
  • Muka terluka karena jatuh dari tempat tinggi ke permukaan keras
  • Tangan diikat ke langit langit dan badannya digunakan sebagai *itu loh yang isinya pasir buat tinju* sarana untuk ditinju
  • Hidungnya dipenuhi sangat banyak darah sehingga dia cuma bisa bernafas lewat mulut
  • Barbell dijatuhin ke perutnya
  • Muntah darah ketika minum air (lambungnya tidak bisa menerima air itu)
  • Mencoba kabur dan dihukum dengan sundutan rokok di tangan
  • Cairan seperti bensin dituang ke telapak kaki, dan betis hingga paha lalu dibakar
  • Botol dipaksa masuk ke anusnya, sampe masuk, menyebabkan luka.
Hari 20 (10 Desember 1989)
  • Tidak bisa jalan dengan baik karena luka bakar dikaki
  • Dipukuli dengan tongkat bamboo
  • Petasan dimasukin ke anus, lalu disulut
  • Tangan di penyet *dipukul supaya gepeng* dengan sesuatu yang berat dan kukunya pecah
  • Dipukulin dengan tongkat dan bola golf
  • Memasukan rokok ke dalam vagina *mungkin maksudnya dijadiin asbak, dimatiin di vagina dan abunya dibuang kedalam*
  • Dipukulin dengan tongkat besi
  • Saat itu musim dingin bersalju *dingin pasti minus* disuruh tidur di balkon
  • Tusuk sate dimasukin ke dalam vagina dan anus menyebabkan pendarahan
Hari 30
  • Cairan lilin panas diteteskan ke mukanya
  • Lapisan mata dibakar korek api
  • Dadanya ditusuk-tusuk jarum
  • Pentil kiri dihancurkan dan dipotong dengan tang
  • Bola lampu panas dimasukin vagina
  • Luka berat di vagina karena dimasukin gunting
  • Tidak bias pipis dengan normal
  • Luka sangat parah hingga membutuhkan sejam untuk merangkak turun tangga saja untuk menggunakan kamar mandi
  • Gendang telinga rusak parah
  • Ukuran otak menciut sangat sangat banyak
Hari 40
  • Memohon sama para penyiksa untuk membunuhnya saja dan menyelesaikan penderitaannya
1 January 1989
  • Junko tahun baruan sendirian
  • Tubuhnya dimutilasi
  • Tidak bisa bangun dari lantai
Hari ke 44
  • Para cowok itu menyiksa badannya yang termutilasi dengan barbell besi, dengan menggunakan alasan kalah main mahyong. Furuta mengalami pendarahan di hidung dan mulut. Mereka menyiram mukanya dan matanya dengan cairan lilin yang dibakar.
  • Lalu cairan korek api dituang ke kaki tangan muka, perut dan dibakar. Penyiksaan akhir ini berlangsung sekitar 2 jam nonstop.
Junko Furuta meninggal pada hari itu juga dalam rasa nyeri sakit dan sendirian. Gag ada yang bisa ngalahin 44 hari penderitaan yang udah dia alamin.