Kamis, 30 Mei 2013

People’s Temple : Kisah Nyata Bunuh Diri Massal

Peoples Temple, yang aslinya dibentuk sebagai Sayap Kebebasan pada 1954, adalah sebuah organisasi keagamaan yang didirikan pada 1955 oleh Pendeta James Warren Jones (Jim Jones). Pada 1960 organisasi ini berafiliasi dengan denominasi Protestan, Murid-murid Kristus. Afiliasi ini merupakan upaya yang berhasil untuk meningkatkan keanggotaan kelompok ini yang makin berkurang dan memulihkan reputasinya. Peoples Temple dikenal karena bunuh diri massal yang terjadi di Jonestown, Guyana, pada 18 November 1978.

Jim Jones

Jones mendirikan Peoples Temple di Indianapolis, Indiana pada 1950-an. Mulai tahun 1965, Jones dan jemaatnya pindah ke Redwood Valley, California. Gereja Redwood Valley resminya dibuka pada 1969. Setelah Jones mulai serangkaian rekrutmen di San Francisco dan Los Angeles keanggotaan di Peoples Temple meningkat dari sekitar 700 pada 1970 hingga 2.200 pada 1972. Jumlah tertinggi dari anggota Peoples Temple yang sesungguhnya adalah sekitar 3.000 orang, meskipun kelompok ini seringkali membesar-besarkan angkanya. 

Jones dan gerejanya memperoleh reputasi karena membantu warga kota yang paling miskin, khususnya kaum minoritas rasial, para pecandu obat biuas dan kaum tuna wisma. Dapur-dapur makanan, pusat-pusat asuhan, dan klinik-klinik medis untuk orang-orang lanjut usia didirikan, bersama-sama dengan program-program konseling untuk para pelacur dan pecandu obat bius yang ingin mengubah hidupnya. Peoples Temple membangun hubungan yang kuat dengan sistem kesejahteraan negara bagian California. Pada 1970-an, Peoples Temple memiliki dan mengelola sekurang-kurangnya 9 panti jompo, enam rumah untuk anak-anak asuh, dan sebuah tanah peternakan seluas 40 acre untuk orang-orang yang cacat mental. Mereka mempunyai program bantuan bea siswa dan asrama di Santa Rosa Junior College. Para pemimpin Peoples Temple menangani klaim-klaim asuransi para anggotanya serta masalah-masalah hukum mereka, dan berperan sebagai kelompok advokasi bagi para klien mereka. Karena alasan-alasan ini, sosiolog John Hall menggambarkan Peoples Temple sebagai sebuah "birokrasi karismatis", yang berorientasi kepada Jones sebagai pemimpin karismatis, namun berfungsi sebagai sebuah organisasi biroraksi pelayanan sosial.

Meskipun sebagian gambaran tentang Peoples Temple menekankan kontrol otokratis Jones atas para pengikutnya, pada kenyataannya, organisasi ini mempunyai struktur kepemimpinan yang kompleks, dengan kekuasaan pengambilan keputusan yang menyebar secara tidak merata di antara anggota-anggotanya. Di pusatnya, Peoples Temple dipimpin oleh Jones dan orang-orang dekatnya, tetapi anggota-anggota dari Komisi Perencanaan juga mempunyai banyak kekuasaan. Komisi Perencanaan (termasuk sekitar 100 orang anggota) bertanggung jawab untuk operasi Peoples Temple sehari-hari. Selama kurun 1970an, Jones telah banyak melakukan penyalahgunaan obat dan menimbulkan paranoid bagi beberapa orang. Rumor pelanggaran hak asasi beredar. Seperti halnya organisasi besar, banyak orang yang bergabung dan banyak juga orang yang keluar dari Peoples Temple. Tim Stoen, seorang tangan kanan Jim Jones, memilih keluar untuk membentuk sebuah kelompok yang disebut 'Concerned Relatives'. Jones bereaksi kepada penyelidikan yang kian meningkat dengan memindahkan para pengikutnya yang terdiri dari lebih dari 900 orang ke Guyana. Para pengikutnya ini dijanjikan sebuah surga tropis, yang bebas dari apa yang digambarkan sebagai dunia luar yang kejam, namun ketika mereka tiba, mereka dipaksa bekerja atas perintah-perintah Jones, dan bersama-sama mereka membangun Jonestown. Mereka mengklaim bahwa Jonestown berjalan seperti sebuah concentration camp, dan orang-orang yang sedang ditahan di sana sebenarnya bertentangan dengan keinginan mereka.

Keprihatinan ini memotivasi Leo Ryan, seorang anggota Kongres, untuk melakukan inspeksi personal ke Jonestown pada bulan November 1978. Pada awalnya, kunjungan Ryan berjalan lancar. Kemudian, pada tanggal 18 November 1978, sekitar 16 penganut Peoples Temple memutuskan bahwa mereka ingin meninggalkan Jonestown beserta penghuninya. Ketika Ryan beserta yang lainnya sedang menunggu di Bandar Udara Kiatuma Port, beberapa anggota keamanan bersenjata datang dan melakukan penembakan. Ryan beserta empat orang lainnya tewas, sedangkan 11 orang luka-luka. Tiga orang yang tewas adalah wartawan, sedangkan seorang lagi adalah orang dari Jonestown yang hendak keluar.

Leo Ryan
Pada 18 November 1978, para pengikut Gereja Kristen People’s Temple melakukan bunuh diri massal. Aksi mengerikan itu  dipandu oleh pemimpin gereja, Jim Jones. Jones memerintahkan jemaatnya untuk meminum Kool Aid dan Flavor Aid yang diberi sianida. Bunuh diri massal ini dikenal sebagai pembantaian Jonestown. Mereka yang menolak untuk melakukan bunuh diri ditembak, atau disuntik dengan sianida. Jones ditemukan dengan sebuah luka tembak di kepalanya. Berdasarkan investigasi, tubuhnya mengandung obat-obat bius dalam dosis yang tinggi. Total 913 orang yang tewas, termasuk 276 anak-anak










Tidak ada komentar:

Posting Komentar